Ekstrovert di Tengah Pandemi

charlesdeluvio-HHvTueTr3KY-unsplash

Oleh:

Monalisa Hidayah

 

Pandemi covid-19 sudah berlangsung lebih dari dua tahun lamanya. Tidak hanya di Indonesia, pandemi telah menyebar ke seluruh belahan bumi dan belum kunjung membaik. Angka kematian semakin hari semakin meningkat, jumlah pasien yang menerima perawatan terus bertambah. Hal ini masih hangat diperbincangakan.

Pasalnya, aturan untuk tetap berdiam diri di rumah sebagai upaya mencegah penyebaran covid-19 tentu tidak menyenangkan. Hal ini terasa sangat berat bagi banyak orang, terutama individu yang memiliki kepribadian ekstrovert karena semua orang diharuskan untuk tetap berdiam diri di rumah, membatasi aktivitas sosial serta pendidikan di Indonesia berubah menjadi sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Di mana kita ketahui bahwa si ekstrovert yang umumnya memiliki kepribadian sosial tinggi cenderung lebih suka melakukan sesuatu secara bersama-sama. Pembelajaran jarak jauh yang demikian otomatis akan menurunkan passion mereka, karena pembelajaran jarak jauh cenderung terpaku pada kegiatan menulis yang bersifat pasif. Di samping itu ekstrovert lebih menyukai kegiatan berbicara daripada menulis, tipe ini tentu erat kaitannya dengan berdiskusi dan berinteraksi.

Akan tetapi, keterbatasan durasi daring yang berbeda dengan pembelajaran secara langsung membuat peserta didik terpaku pada kegiatan menulis. Hal ini tentu membuat orang-orang ekstrovert rentan mengalami stress dikarenakan tidak dapat berinteraksi dengan orang banyak dalam kurun waktu yang lama.

Kepribadian ekstrovert sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ekstrovert pertama kalinya di populerkan oleh seorang psikolog bernama Carl Gustav Jung (C.G Jung) dari Swiss. C.G Jung mengungkapkan bahwa ekstrovert merupakan kebalikan dari introvert yang lebih senang menyendiri, maka seorang ekstrovert lebih menyukai lingkungan yang interaktif. Mereka cukup antusias dalam hal yang baru dan senang bergaul. Hal itu disebabkan karena seorang extrovert lebih didominasi dengan sifat, kondisi atau kebiasaan yang menyenangkan dari luar diri mereka sendiri. Bagi mereka aktivitas sosial, berinteraksi dengan banyak orang, dan senang bergaul adalah hal yang menyenangkan.

Individu yang berkepribadian ekstrovert sering didefinisikan sebagai “life of the party” yang dikenal sangat tertarik dengan interaksi sosial, bahkan bisa mengambil energi dari situasi tersebut. Tidak heran, orang yang memiliki kepribadian extrovert ini mudah mendapatkan banyak teman maupun relasi.

Menurut Psychology Today, ekstrovert secara umum merupakan seseorang yang cenderung menikmati situasi sosial, mencari pengalaman baru, merasa nyaman dalam kelompok, dan lebih menyukai kegiatan yang padat.

Pandemi ini memaksa penduduk dunia berdiam di rumah dan membatasi aktivitas sosial. Apalagi saat ini sedang trending di media sosial tagar, seperti #WorkfromHome, #WFH, #StayatHome, dan #Dirumahaja menjadi new normal bagi perusahaan akibat kebijakan lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tentu hal ini merupakan neraka bagi ekstrovert, apalagi situasi ini berlangsung lama tentunya ekstrovert akan merasa lebih tersiksa.

Selain itu, kondisi ini juga bisa membuat orang-orang ekstrovert rentan mengalami stress, karena mereka tidak dapat berinteraksi secara sosial dalam kurun waktu yang cukup lama. Menurut Kasandra yang merupakan psikolog klinis, media sosial dan meeting online tidak mampu menggantikan pertemuan tatap muka secara langsung. Media sosial dan meeting online justru dapat membuat orang-orang ekstrovert lelah. Mereka akan lebih sering merasa kelelahan fisik dan mental karena mata bekerja lebih tidak nyaman. Ternyata si kepribadian ekstrovert ini juga mengalami ketertekanan batin dikarenakan keterbatasan sosial di masa pandemi. Ibaratkan burung dalam sangkar, yang tidak bisa kemana-mana karena mengingat kondisi saat ini.

Bahkan sekarang terdapat kebijakan yang sedang hangat-hangatnya disuguhkan di tengah pandemi yaitu diberlakukannya PPKM (Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di mana kebijakan ini masih bertujuan untuk memutus mata rantai covid-19. Hal ini masih sangat berat diterima bagi orang-orang yang memiliki kepribadian ekstrovert, karena mereka lebih menyukai aktivitas spontan.

Namun siapa sangka ekstrovert mempunyai beberapa tips supaya tidak mengalami kejenuhan di masa pandemi. Berikut kegiatan yang dapat dilakukan individu dengan kepribadian ekstrovert dimasa pandemi. Meskipun tidak dapat bertemu dengan orang-orang terdekat, si ekstrovert dapat menjalin hubungan sosial mereka dengan melaksanakan komunikasi melalui platform Zoom Meeting, yang tak kalah jauh dengan kehidupan nyata walaupun hanya temu virtual. Selain itu, mereka juga dapat berinteraksi dan berkirim pesan melalui pesan grup dengan teman dan keluarga. Pandemi ini juga memperkenalkan rutinitas baru bagi si ekstrovert, karena mereka akan meluangkan waktu sejenak untuk berdiam dengan buku untuk mencari ketenangan dan kenyamanan.

“https://www.ganto.co/artikel/849/ekstrovert-di-tengah-pandemi.html”

Berita Terkait

Butuh bantuan?